Review: Aplikasi Go-Jek (2)
Jumat, Mei 06, 201605/05/2016
[1] Seperti biasa, saya menggunakan jasa Go-Food untuk memesan makanan. Setelah browsing, saya jadi penasaran dengan kafe ini dan kebetulan ada menu yang saya cari. Setelah sampai sana, driver Go-Jek menghubungi dan meneruskan ke pegawai kafenya. Jadi kesimpulannya setelah ngobrol panjang, menu yang tersedia adalah 2 dari 6 menu yang saya pesan.
Saya meminta di jelaskan menu lainnya apa saja tapi karena baru pertama pesan tentu tidak nyaman dong kalau by phone yang saya ga tau detailnya itu menu apa. Karena lokasi kafe ke kos saya cukup jauh, sangat sayang kalau cuma bawa pulang dua menu. Akhrnya saya bilang ke driver untuk cancel order aja. Cuma si driver tanggapannya sedikit kurang enak.
Saya:Pak pesanan di cancel aja ya karena menunya kosong dan menu lainnya saya belum tau.Driver:Ya uda terserah ibu saja deh. Saya sudah habis pulsa banyak ini. Tiiittt (Teleponnya di putus).
Saya jadi bertanya-tanya, kalau pulsa telpon saja driver Go-Jek harus modal sendiri, tidak di isikan managementnya Go-Jek. Berapa penghasilan para driver Go-Jek? karena yang kita tau ongkos Go-Jek itu murah. 11km aja saya cuma perlu bayar 15.000 loh. Apa itu upah si driver? Terus uang pulsa dan Bensin?
Asli dibuat bingung banget. Kasian sih dengan drivernya. Tapi kurang sopan juga caranya. Pelanggan alias kita kita yang pakai Go-Jek ya mana tau kan dengan situasi seperti itu? Itu masuk ke service dong? Pelanggan yang membatalkan order dengan alasan jelas ya mustinya masuk ke Service dan ga boleh kesel.
[2] Kelar dari itu, akhirnya saya pindah ke order berikutnya. Yang ini lebih lucu lagi. Saldo saya kan masih banyak. Perbedaan harga aplikasi dengan menu asli itu selisih 4.000 aja. Go-Food itu semuanya estimasi dan yang namanya kita bermain dengan jasa jual-beli pasti ada yang namanya kenaikan harga dan penurunan harga.
Nah kalau aku pandang dari segi aplikasinya nih "Seharusnya" kan pasti saat mengembangkan aplikasi uda di pikirkan problem itu dan uda ada solusinya. Denger-denger programmer aplikasinya canggih tentu uda ada dong pemecahan masalah untuk hal mendasar seperti itu.
Oke next, jadi saya di buat naik turun cuma buat ambil 4.000 aja karena selisih 4.000 itu. Terus abis bayar, saya tungguin. Saya pengen liat gimana dia mengoperasikan hp nya buat mengakhiri order saya. Lucunya..... ada hal ga disangka-sangka.
Driver:Loh ini gimana sih, kok minta di inputkan total lagi. Mbak, saya pinjam struknya untuk di foto.
Lah.... Gerem dong saya nya? Ini berarti Go-Jek Management ga ada Technical Meeting atau sederhananya melatih drivernya untuk menguasai penggunaan aplikasi. Dan ini pihak pelanggan tentu sangat di rugikan. Anggaplah dari kasus saya hanya rugi 5.000 (bilangnya ga ada kembalian jadi saya kasih aja lah itu 5.000).
Cuma terakhir yang dia masukin ya total harga yang baru yang bisa di simpulkan adalah sebenernya uang tunai saya 5.000 itu ga perlu lagi karena dia input harga baru yang sudah +4000.
Coba bayangkan kalau lebihnya 50.000 misalnya, di saldo Go-Jek di potong 50.000 dan tunai pun di mintain 50.000 kan rugi pengguna Go-Jek nya. Please untuk Go-Jek, lebih di rangkul lagi drivernya. Jangan cuma terima terima aja tapi ga di kasih panduan yang tepat. Harusnya kan driver lebih paham dan mengajari pengguna bukan malah sebaliknya.
Coba bayangkan kalau lebihnya 50.000 misalnya, di saldo Go-Jek di potong 50.000 dan tunai pun di mintain 50.000 kan rugi pengguna Go-Jek nya. Please untuk Go-Jek, lebih di rangkul lagi drivernya. Jangan cuma terima terima aja tapi ga di kasih panduan yang tepat. Harusnya kan driver lebih paham dan mengajari pengguna bukan malah sebaliknya.
0 komentar