Review: Aplikasi Go-Jek (1)

Selasa, Mei 03, 2016



Aplikasi ojek online sudah makin menjamur. Kali ini saya ingin mengupas mengenai aplikasi ojek online Go-Jek. Saya memfokuskan bahasan ke fitur Go-Food karena cukup sering saya gunakan. 

Go-Food adalah fitur pemesanan makanan online. Jadi pihak Go-Jek menyediakan driver untuk memesankan makanan yang kita inginkan lalu mengantarnya ke alamat kita. Biaya antarnya 10.000 (relatif murah jika jaraknya jauh).

Pada aplikasi Go-Jek terdapat Go-Jek Credit, ini semacam virtual money (saldo yang disimpan secara online pada sebuah akun). Awalnya Go-Jek Credit hanya dapat digunakan untuk 'ongkos', jadi biaya makanannya kita tetap harus bayar secara tunai.  Agak nanggung sih yah karena terkadang kita yang pakai aplikasi online berharap semuanya serba online. 

Namun baru-baru ini Go-Jek mengubah kebijakannya. Go-Jek menghadirkan Go-Pay dimana semuanya dapat langsung menggunakan saldo yang ada di Aplikasi.

Jika saldonya kurang dari total yang kita beli bagaimana?
Tenang, pengembang aplikasi sudah memikirkan ini. Jadi kalau saldo kita kurang, kita akan di informasikan harus menambah uang cash berapa.

Nah tapi saya mau informasiin nih....
Ternyata eh ternyata, store yang terdapat di Go-Food ini bukan hasil kerjasama loh. Kebetulan saya sedang mengerjakan skripsi untuk sebuah restoran, ketika berbincang-bincang dengan manajer restoran, dia bilang kalau di restoran ga ada delivery tapi herannya di aplikasi Go-Jek itu restoran dia ada, alamat serta menunya juga sesuai haya gambarnya yang bukan. 

Hmmm... ternyata begitu... kenapa saya bilang ternyata? Sebab seringkali saya menjumpai driver Go-Jek kebingungan mencari alamat karena alamat yang kurang lengkap atau order harus di batalkan dengan alasan restorannya sudah tutup atau restoran punya kebijakan tertentu yang tidak memperbolehkan pesan langsung. Dan tak jarang pun saya menemui menu yang tidak sesuai antara di aplikasi dan di restorannya serta perbedaan harga cukup 'terlihat', kalau lebih murah sih seneng ya tapi kalau lebih mahal, wah ini yang bikin sebel.

Mungkin kedepannya Go-Jek harus mempertimbangkan menjalin kerjasama dengan outlet-outlet makanan secara resmi, bila perlu libatkan mereka dalam penggunaan aplikasi sehingga kontennya terupadate, baik dari menu-menu baru atau yang dihapus maupun harganya.

Oh ya selain itu, harga di Go-Food ini merupakan 'estimasi' sehingga pasti sering ga cocoknya, lalu gimana dong dengan driver-driver yang nakal dan input harga seenaknya? Hmm... nasib aja kalau itu. Hihihihi.. 

Overall selama menggunakan layanan Go-Jek baik ojeknya, antar paket maupun untuk pesanan makanan, menurut saya sih driver Go-Jek sendiri banyak yang ga begitu fasih menggunakan aplikasi Go-Jek nya. Sebab kadang suka seenaknya aja ambil orderan kemudian nagih uang tunai, ga di cek dulu.

Saya sering pakai Go-Send juga untuk kirim-kirim dagangan dan selalu................... selalu di samber duluan kemudian setelah cek "Wah barangnya ini ya, aduh saya ga bisa ini karena bla bla bla", dalam hati "Yeee kemana aja, di baca dong keterangannya, barang apa yang mau dikirim". Seringkali lebih dari 5 kali book dulu baru dapet yang deal.

Bahkan sering banget loh saya nemu driver yang nolak dengan kata "Wah pakai kredit ya?" kemudian cancel. Kenapa para driver alergi banget sama pembayaran yang menggunakan kredit? Dari segi efektifnya sih jelas lah yang tunai sebab uang langsung bisa di kantongin kan :D cuma sangat disayangkan sih yang seperti ini terjadi dan terus berulang. Dan yang terakhir ini, saya masih sering menemui driver tanpa foto, hmm semoga segera di proses ya yang beginian, gimana pun foto driver itu penting banget.

You Might Also Like

0 komentar

Diberdayakan oleh Blogger.